Kamis, 07 Januari 2010

Titip rindu buat ayah


Aku terjaga saat alam masih sangat gelap.
Terjaga lalu kemudian menangis
terisak-isak

ada yang ku rindu
dalam lubuk batin yang telah lama
hingga membuncah saat aku bermimpi
dia menjemputku
dia memelukku
lalu mencium ubun-ubunku

ah, ayah... Pernahkah ayah melihat aku menangis?
Menangis untuk satu rindu
rindu yang tak pernah ku katakan hingga akhirnya ku salin dilembar ini

ayah,, ku yakin jauh dibenakmu menginginkan aku bahagia. Keinginan yang juga tak pernah kau ucapkan hingga akhirnya terlihat saat kau cepat-cepat pulang dari jauh untuk segera berada dirumah saat kau mendapati kabar ku terbaring tak berdaya dan harus segera dilarikan kerumah sakit. Meski sesampainya dihadapanku tetap tak ada satu kata keluar untukku,, mungkin doa mu hanya dalam batin agar aku segera sehat.

ayah, lihatlah aku!
Ada rindu yang ingin ku katakan hingga akhirnya ku titipkan dalam lembar ini.

2 komentar:

elman mengatakan...

bismillah..
ukhti,ana tersentuh dengan artikel pendek mu ini, ana juga sering menangis tersedu di saat ana ingat ayah ibu di kampung halaman,
mereka sudah mulai merenta,saatnya melihat buah dari hasil kerja keras mereka hidup bahagia dan bisa membahagiakan,
tapi sampai detik ini ana belum bisa wujudkan mimpi mereka,kadang ku terseok dan jatuh bangun, dalam cinta maupun cita, di saat itulah ku hanya bisa meratap dan terucap " maafkan aku,ayah,ibu...anakmu jatuh lagi.."

Anonim mengatakan...

asalamu alaikum....
ana ternyuh dengan artikel pendek ukhti.. ketika ayah dan ibu sudah merenta,sedang kita belum bisa mewujudkan semua keinginan mereka...

di saat ku gagal dalam sesuatu,ku hanya bisa menyebut nama mereka sembari terucap" ayah,ibu...maafkan aku,aku jatuh lagi..

artikel pendek ukhti mengingatkan ana pada mereka..

sukron..