Senin, 01 Maret 2010

Demi Dia Bukan Karena Mu

Kenapa kau tak menyadari bahwa kau tak pantas marah padanya!
Dia tak sekalipun mengeluh meski kau tak memberi penghidupan padanya.
Kenapa kau tak menyadari bahwa kau menumpang padanya!
Sebab kau tak pernah mengulur tangan untuk menyambung hidupnya.
Dia diam, menahan kelu nya amarah mu yang meninggi saat ia hanya melakukan sedikit saja kesalahan.

kenapa kau tak menyadari bahwa kau sebenarnya bergantung padanya!
Tapi kau selalu menyakiti batinnya.
Tidakkah kau sadari bahwa keegoisanmu persis kekanak-kanakan! Aku saja muak!!
Muak mendengar marahmu!
Muak dengan keegoisanmu!
Aku tak perduli!
Sebab aku juga sangat tersakiti!

apa kau tak bisa bicara dengan nada yang halus walau kau tengah murka??
Apa kau tak bisa berkata dengan kalimat yang baik saat menegur aku atau dia yang menurutmu telah melakukan kesalahan?
Apa kau tidak menyadari bahwa dia yang menyambung hidupmu dan dia tak mengeluh padahal sepantasnya kau yang menyambung hidupnya!!
Harusnya kau sadari!
Harusnya kau sukuri!!!

jangan buat ia menangis
jangan lagi ia merasa tersakiti!!
Cukup sudah baginya.

Siapa yang salah? Ketika anak tak lagi punya sopan santun.


Aku benar-benar dibuat geleng kepala karena beberapa pemberitaan di media masa beberapa waktu lalu, baik koran maupun elektronik. Sekarang ini, siapa tak kenal Facebook? Internet? Menjamur subur disetiap sudut penjuru dunia, lebih-lebih di Negara Ku tercinta Indonesia. Sekali waktu aku pernah datang ke Warnet, dan kagetnya aku saat yang ku lihat warnet itu dipenuh pengunjung yang masih berusia 10 atau 11 tahun, murid SD!!! Pergi ke warnet laen, hal yang sama ku temui. Ku coba memperhatikan mereka yang terlihat asyik berselancar didunia maya, ada yang main game, ada yang facebookan, tapi yg lebih gila lagi... Ada yang buka situs terlarang! Ampun!!! Anak SD!!!

Tak ada yg bisa memungkiri betapa teknologi merambah setiap orang dengan bermacam usia. Ada hal positif tapi juga ada negatif. Misalnya saja Facebook yang kemaren heboh dengan berita "diculik teman jejaring sosial setelah bertemu di dunia nyata dari dunia maya", atau kasus Prostitusi ABG yang dipromosikan melalui jejaring sosial terSebut. Belum lagi Game Online yang menyita waktu anak muda habis didepan komputer. Teknologi dengan segala kecanggihan, dengan segala layanan permainan yang ada persis seperti mata pisau yang jika digunakan untuk hal baik akan bermanfaat, tapi jika digunakan untuk hal buruk maka dia bisa membunuh sebagai alat kejahatan.

sebenarnya siapa yang salah?
Disini, peran orang tua sangat penting eksistensinya dalam membentuk kepribadian anak, pergaulan anak. Orang tua perlu untuk mengetahui apa yang anaknya perbuat, dan bagaimana perkembangannya, pergaulannya, Sebab dalam islam diajarkan agar mendidik anak sesuai zamannya. Aku yang berprofesi sebagai seorang pendidik disekolah Dasar merasakan betul betapa anak zaman sekarang sangat jauh dari rasa malu, dan sangat kurang dalam bersopan santun. Bukannya tidak dididik, tapi pengaruh budaya luar yang diadopsi, ditelan mentah-mentah tanpa di filter. Jauh berbeda rasanya saat aku sekolah dulu, sangat segan dan hormat pada guru, tak berani menjawab-jawab perkataan guru lebih-lebih ketika guru memberi nasihat. Tapi nyatanya zaman sekarang, anak terlalu bijak untuk nyeleneh apalagi jika dinasehati. Siapa yang salah?? Jika generasi bangsa telah terbiasa dengan sifat konsumtif dan hedonis sungguh bangsa kita akan merugi.

siapakah yang salah??